Fenomena Keteraturan (3)


Tuhan memerintahkan agar manusia membaca, iqra’, bukan membaca tulisan, melainkan membaca alam semesta, karena alam semesta itu adalah Kitab Induk. Tuhan menggelar Kitab Induk itu agar manusia memerhatikan setiap kejadian, karena peristiwa atau kejadian itu tidak terjadi hanya di saat ini saja, melainkan ia merupakan pengulangan atas kejadian serupa di masa lalu. Sama seperti, matahari yang terbit setiap pagi di ufuk timur, dan terbenam di ufuk barat, semua kejadian alam yang lain pun merupakan ulangan atas peristiwa serupa.

Gunung meletus, tidak hanya terjadi saat ini, tetapi ia pernah terjadi di masa lalu, dan akan terjadi di masa nanti. Bintang jatuh, tidak hanya terjadi di masa sekarang, tetapi juga pernah terjadi di masa lalu dan akan terjadi lagi di masa yang akan datang. Gerhana bulan tidak hanya terjadi sekarang, ia merupakan pengulangan dari peristiwa serupa di masa lalu. Gerhana matahari, bintang yang berpindah, gempa bumi, angin puting beliung, petir yang menyambar pohon, tsunami dan berbagai peristiwa alam lain, merupakan peristiwa alam yang selalu berulang.

Tuhan sendiri sudah menyatakan : ”Kami mengulang-ulangi ayat Kami … supaya Kami menjelaskan kepada orang-orang yang mengetahui” (QS 6:105). Bahkan di sini dijelaskan bahwa pengulangan-pengulangan itu dilakukan karena Tuhan ingin menjelaskan ayat-ayat tersebut kepada orang-orang yang mengetahui. Bukankah ini adalah pemberitahuan yang sahih, bahwa segala sesuatu baru akan menjadi jelas jika manusia lebih dahulu mengetahui. Tanpa mengetahui bagaimana peristiwa-peristiwa alam yang teratur dan tertib itu dirancang oleh Tuhan, maka manusia tidak akan memperoleh penjelasan yang sempurna atas ayat-ayat itu.

Menarik sekali. Karena selama ini, manusia memang cenderung mengabaikan keteraturan setiap peristiwa alam. Tidak ada peristiwa yang terjadi mendadak begitu saja. Semuanya sudah dirancang oleh Tuhan dengan cara-caranya yang sangat cermat. Tidak ada cacatnya sama sekali.

Untuk menguak misteri keteraturan itu, sebenarnya Tuhan sudah memberitahukan sebelum manusia menanyakannya. Tuhan sudah lebih dulu membuka tabir misteri itu melalui firmanNya : ”Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas Arsy” (QS 7:54). Pernyataan ini diulang-ulang sebanyak 7 kali dalam berbagai surat. Hal ini menegaskan, bahwa penciptaan alam semesta merupakan hal pertama yang seharusnya menjadi perhatian manusia yang ingin menguak misteri yang ada di dalamnya.

Mengenai enam masa ini, jarang sekali disentuh melalui pengamatan tekstual, tapi dapat kita jumpai dalam khasanah spiritual. Semua itu dibahasakan menurut tingkat pengetahuan bahasa manusia ketika para penempuh perjalanan spiritual itu melakukan pencarian kebenaran sejati dan menemukan pengalaman menarik. Hanya saja, istilah-istilah yang digunakan itu – barangkali – tidak cukup merangsang minat para peminat ilmu pengetahuan murni.

(harap sabar tunggu lanjutannya)

2 responses to “Fenomena Keteraturan (3)

  1. Mngkn itulah yg di sebut Iqro kitaba, membaca kitabumubin yg terpampang ini yg merupakan ayat2 Allah yg jelas. seandainya kita di beri karunia dpt membacanya dengan rasa dan nurani maka tak ada yg tersembunyi baik dohir dan batin dibatas kata2 semua tampak jelas. wallahualam..

Leave a reply to rahmansuhari Cancel reply