BERJALANLAH DI JALAN ALLAH-3


Anakku, mungkin kamu bertanya-tanya, mengapa aku menyuruhmu untuk mencari jalan Allah yang disebut shirathal mustaqim ? Benar, Nak, memang aku wajib memberitahukan hal ini kepadamu, supaya kamu menjadi penempuh jalan Allah, karena Allah ada di shirathal mustaqim. “Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus” (QS 11:56). Ibnu Qayyim Al-Jauziyah dalam bukunya Madarijus Salikin menyatakan, dari atas jalan yang lurus itu, Allah mengutus para Rasul dan menurunkan kitab-kitab. Tak seorang pun bisa sampai kepada Allah kecuali lewat jalan ini. Hal tersebut menunjukkan bahwa bagi para penempuh jalan rohani (salikin), tidak ada perbedaan sedikit pun mengenai jalan Allah yang harus ditempuh yang dapat mengantarkan para penempuhnya sampai kepada Allah.

Jalannya hanya satu, yaitu shirathal mustaqim, jalan yang lurus, dan itulah jalan Allah. Kamu harus menemukan jalan itu, untuk selanjutnya selalu berada di jalan itu, karena dari atas jalan itulah Allah mengutus Rasul dan menurunkan kitab-kitab sehingga kamu akan dapat mengenal Rasul Allah dan Kitab Allah. Satu hal yang harus kamu sadari, Nak, yaitu jalan Allah itu tidak seperti lazimnya jalan yang kamu selalu berjalan di atasnya, sehingga meskipun di dalam Al Quran kamu mendapati banyak ayat yang berbicara tentang jalan, yang dimaksudkan itu adalah jalan rohani. Itu sebabnya aku selalu mengingatkan kamu bahwa pertama-tama, Al Quran itu berisi informasi tentang Allah dan jalan menuju kepada Allah. Barulah setelah itu, Al Quran dapat memberi manfaat secara lahiriah untuk kemaslahatan hidup manusia.

Kamu harus memiliki semangat yang kuat untuk menempuh jalan Allah, Anakku. Maka perkuatlah kehendakmu untuk sampai kepada Allah, sehingga Dia akan menolongmu. Maka barangsiapa yang menghendaki niscaya ia menempuh jalan kepada Tuhannya (QS 73:19). Bukti kuatnya kehendakmu adalah pada usahamu yang tidak kenal menyerah. Banyak sekali orang-orang yang amat lemah kemauannya, atau bahkan orang yang sangat malas untuk melakukan perjalanan di jalan Allah. Mereka menyangka, jika ia sudah melaksanakan hal-hal yang – menurut anggapan mereka – itu baik, itu sudah cukup. Orang-orang semacam ini sangat mengandalkan amal-amalnya yang mereka anggap baik. Mereka tidak mau mencari tahu, amal apa yang menurut Allah baik, dan bagaimana cara mengamalkannya. Orang-orang seperti itu yang disebut oleh Allah sebagai orang-orang yang rugi amalnya.

Allah menyuruh Nabi Muhammad saw bertanya kepada orang-orang yang merasa bahwa mereka sudah banyak berbuat baik. Pertanyaannya begini “maukah Kami beritahukan kepadamu orang-orang yang paling rugi amalnya ?” (QS 18:103). Pertanyaan ini sungguh sangat menohok perasaan. Tentu saja bagi manusia yang memiliki kesadaran penuh bahwa dirinya tidak memiliki pengetahuan sedikit pun tentang segala sesuatu jika Allah tidak memberitahu. Lebih dari itu, pertanyaan itu pun sekaligus sebagai ujian terhadap kejujuran kita. Atau, pertanyaan itu sejatinya merupakan sentilan dari Allah tentang sikap manusia yang selalu mengedepankan anggapannya sendiri mengenai segala sesuatu tanpa pernah mempertimbangkan pendapat Allah.

Ketahuilah, Anakku, sebenarnya Allah sangat ingin mengajari kamu banyak hal. Maka, janganlah kamu tolak uluran tanganNya itu. Jika Allah melemparkan kalimat pertanyaan seperti kalimat di atas (QS 18:103), dengarkanlah dan perhatikanlah dengan seksama supaya kamu mendapatkan pencerahan. Jujur saja pada dirimu. Akuilah bahwa kamu belum mengerti sehingga kamu merasa butuh untuk mendapatkan informasi dari Allah. Yakinlah, setelah pertanyaan seperti itu, Allah pasti akan memberikan jawabannya.

Perhatikan jawaban Allah atas pertanyaanNya sendiri itu, Nak. Ini : “yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya” (QS 18:104).

Jangan buru-buru merasa sudah mengerti, Nak. Sebab, walaupun kalimat itu sangat sederhana, bukan berarti ia tidak memiliki kandungan makna yang sangat mendalam. Allah amat sering memanjakan manusia dengan segala sesuatu yang tampaknya mudah dan sederhana. Banyak manusia yang terjebak oleh anggapannya sendiri karena merasa bahwa pernyataan Allah itu amat sederhana. Padahal, di dalam kesederhanaan itulah Allah menyimpan rahasia besar. Jika kamu mampu mendapatkan dan menguak rahasia besar itu, kamu akan memperoleh keuntungan besar.

Ketahuilah, Nak, ayat tersebut merupakan penjelasan umum atas manusia yang rugi. Nah, jika kamu ingin mengetahuinya, nantikan lanjutan bahasan kita. Insya Allah.

BERSAMBUNG

2 responses to “BERJALANLAH DI JALAN ALLAH-3

Leave a reply to Fatchurrachman Cancel reply